Evaluasi Gedung Workshop Teknik Konstruksi dan Perumahan di SMKN 2 Samarinda
Abstract
Bangunan Gedung/Bengkel Teknik Konstruksi dan Perumahan (TKP/BKP) di SMKN 2 Samarinda merupakan salah satu bangunan sekolah yang cukup tua, yaitu usia ± 38 tahun. Gedung workshop ini digunakan sebagai ruang kelas, ruang praktek dan ruang administrasi, dengan ± 75 orang melakukan kegiatan setiap harinya. Di dalam gedung bengkel terdapat beberapa mesin mekanik praktis, yaitu bar bander dan jeruji pemotong besi-beton, serta tempat menyimpan beton dan bahan-bahan praktis lainnya. Pada waktu-waktu tertentu bengkel juga digunakan sebagai tempat kegiatan yang cukup besar, seperti pertemuan orang tua dan komite sekolah yang melibatkan lebih dari 200 orang. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi Kepala Sekolah dan Instruktur tentang keselamatan pengguna bangunan karena kondisi bangunan sudah banyak mengalami kerusakan pada elemen strukturnya.Dengan latar belakang tersebut, kami ingin membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi mitra dengan melakukan evaluasi terhadap TKP/ gedung bengkel BKP. Dengan tim yang memiliki keahlian struktur dan manajemen akan berusaha memberikan rekomendasi dan solusi penguatan struktur yang dapat menjadi acuan bagi pemangku kepentingan dalam pengambilan kebijakan penanganan permasalahan di gedung bengkel TKP/BKP. Dari hasil kajian diketahui bahwa gedung bengkel TKP SMK 2 Samarinda dikategorikan rusak berat. Untuk mencegah jatuhnya korban jiwa, perlu dilakukan perkuatan bangunan baik pada kolom, balok maupun dindingnya.
The construction and housing engineering workshop building/construction and housing business (TKP/BKP) at SMKN 2 Samarinda is one of the school buildings that is quite old, aged ± 38 years. This workshop building is used as a classroom, practice room and administration room, with ± 75 people doing activities every day. Inside the workshop building, there are several practical mechanical machines, namely bar banders and iron-concrete cutter bars, as well as a place to store concrete and other practical materials. At certain times the workshop is also used as a place for quite large activities, such as a meeting of parents and school committees involving more than 200 people. This raises concerns for the Principal and Instructors about the safety of building users because the condition of the building has suffered a lot of damage to its structural elements.With this background, we want to help solve the problems faced by partners by evaluating the TKP / BKP workshop buildings. With a team that has structural and management expertise, they will try to provide recommendations and solutions for strengthening structures that can be a reference for stakeholders in making policies on handling problems in the TKP/BKP workshop building. From the results of the study, it was found that the TKP SMK 2 Samarinda workshop building was categorized as heavily damaged. To prevent casualties, it is necessary to strengthen the building both on the columns, beams and walls.
References
Badan Standardisasi Nasional. (2013). Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI 2847:2013). Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. (2013). Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain, SNI 1727. Available at: www.bsn.go.id.
BSN. (2012). Standar Nasional Indonesia Metode uji angka pantul beton keras (ASTM C 805-02, IDT), Standar Nasional Indonesia. Available at: www.bsn.go.id.
Christiawan, I., Triwiyono, A., & Christady, H. (2008). Evaluasi Kinerja Dan Perkuatan Struktur Gedung Guna Alih Fungsi Bangunan (Studi Kasus : Perubahan Fungsi Ruang Kelas Menjadi Ruang Perpustakaan Pada Lantai Ii Gedung G Universitas Semarang), Civil Engineering Forum Teknik Sipil, 18(1), 725-738-738.
Departemen Pekerjaan Umum. (2002). Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, Standar Nasional Indonesia.
Fauzan (2012). Analisa Kegagalan Struktur dan retrofitting Bangunan Masjid Raya Andalas Padang Pasca Gempa 30 September 2009, Jurnal Rekayasa Sipil, 7(1), 45–56.
Fauzi, H. A. (2013). Evaluasi Kinerja dan perbaikan struktur Beton Gedung Pendingin Air, M.I. Mat. Kost, 13(1), 9–15.
Febrian A. I. (2011). Identifikasi kegagalan, alternatif perbaikan dan perkuatan pada struktur gedung poltekes siteba padang, Jurnal Rekayasa Sipil, 7(1), 11–24.
Pranoto Y. & Setiabudi, R. (2017). Evaluasi Penurunan Gedung Dan Metode Perbaikannya (Studi Kasus: Kantor Pos Balikpapan), Jurnal Teknik Mesin, 6(2), 41. doi: 10.22441/jtm.v6i2.1188.
Pranoto, Y. & Setiabudi, R. (2019). Evaluasi Kekuatan Struktur Bangunan Gedung ( Studi Kasus : Bangunan Gedung SMPN 19 Samarinda , Kalimantan Timur ), Jurnal Rekayasa UBH, 08(02). 1–22. https://doi.org/10.37037/jrftsp.v8i2.26.
Pranoto, Y. (2019). Evaluasi Struktur Gedung KPKNL bontang dan Metode Perbaikannya’, Jurnal Teknologi Sipil, 3(2), 57–65. Available at: http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/TS/article/view/3727.
Refani, A.N., Darmawan, M.S., & Irmawan, M. et (2016). Evaluasi Kelayakan Struktur Gedung Tinggi Yang Terbengkalai Selama 15 Tahun Terhadap Gempa Berdasarkan SNI 1726 – 2012, in The 2nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016), 153–159. doi: 10.12962/j23546026.y2018i1.3364.
Samsunan. (2016). Evaluasi Kerusakan Akibat Gempa pada Bangunan Gedung Bank Aceh Cabang Sigli, Jurnal Teknik Sipil Fakultas teknik Universitas Teuku Umar, 2 No 2(Oktober). 79–80. doi: 10.35308/jts-utu.v2i2.377.
Widyaningrum, A. & Haryano, Y. (2019). Evaluasi Kinerja Gedung Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Purbalingga dengan Analisis Pushover, Dinamika Rekayasa, 15(2), 87–94.
Wiguna, I.M.A., WIjaya, I.G.M.P., & Ardantha, I.M. (2019). Perencanaan Perkuatan Struktur Gedung SDN 4 Ngawi Akibat Penambahan Lantai dengan FRP ( Fiber Reinforced Polymer ), Jurnal Ilmiah Media Engineering, 8(Juni), 82–93.