Pupuk Organik sebagai Salah Satu Solusi bagi Petani Padi di Kampung Margamulya Distrik Semangga Kabupaten Merauke Propinsi Papua Selatan
Abstract
Kampung Margamulya merupakan salah satu kampung yang terdapat di Distrik Semangga yang memiliki luas lahan 724,975 ha yang dipergunakan untuk menanami tanaman pangan yaitu padi dan 112,875 ha digunakan untuk tanaman hortikultura yaitu sayuran, dengan jumlah petani sebanyak 585 orang. Semakin luas lahan yang ditanami padi, semakin banyak produksi yang dihasilkan. Ini berarti semakin banyak pula limbah yang akan dihasilkan dari produksi padi di Kampung Margamulya, sehingga apabila tidak dimanfaatkan atau diolah lebih lanjut akan menimbulkan bau bahkan pencemaran lingkungan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk membantu masyarakat Kampung Margamulya dalam mengatasi masalah limbah padi dan limbah ternak, dan untuk meningkatkan perekonomian petani di Kampung Margamulya. Kegiatan pengabdian ini meliputi pemaparan materi dan praktik pembuatan pupuk organik, praktik pengemasan dan cara pemasarannya. Hasil dari kegiatan pengabdian manfaat yang dirasakan mitra adalah 87% sangat baik sekali dan 13% baik. Ini berarti pengabdian ini dapat diterima dan bermanfaat bagi mitra. Hasil monitoring yang dilakukan terdapat satu Kelompok Wanita Tani yang mempraktikkan pembuatan pupuk organik dan memasarkan pupuk hasil produksi mereka.
Kampung Margamulya is one of the villages in the Semangga District which has a land area of 724.975 ha, which is used for planting food crops, namely rice, and 112.875 ha used for horticultural crops, namely vegetables, with a total of 585 farmers. The wider the land planted with rice, the more production is produced. This means that more and more waste will be generated from rice production in Margamulya Village. This community service activity aims to 1) help the people of Margamulya Village in overcoming the problem of rice waste and livestock waste, 2) Improve the economy of farmers in Margamulya Village. This service activity includes the presentation of materials and practices for making organic fertilizers, packaging practices, and how to market them. The results of the service activities for the benefits felt by partners are 87% very good and 13% good. This means that this devotion is acceptable and beneficial to partners. The monitoring results showed that there was a Women’s Farmer Group that practiced organic fertilizer production and marketed the fertilizer they produced.
References
Ahadiyat, Y. R., Widiyawati, I., & Fauzi, A. (2021). Penerapan Sistem Pertanian Organik dengan Aplikasi Pupuk Organik Cair Urin Kelinci pada Padi Sawah. Agrokreatif Jurnal Pengabdian Masyarakat, 7(3), 221–228.
Arifin, Z., Triyono, T., Harsito, C., Prasetyo, S. D., & Yuniastuti, E. (2019). Pengolahan Limbah Kotoran Sapi Dan Onggok Pati Aren Menjadi Pupuk Organik. Prosiding SENADIMAS, 4(1), 191–196.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke. (2020). Kabupaten Merauke Dalam Angka. BPS Merauke.
Gapoktan dan Poktan, K. M. D. S. K. M. (2018). Data Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Dan Kelompok Tani (Poktan) Kampung Margamulya Distrik Semangga.
Haedar, H., & Jasman, J. (2017). Pemanfaatan Limbah Sagu (Metroxylon Sago) Sebagai Bahan Dasar Pakan Ternak Unggas. Equilibrium: Jurnal Ilmiah Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi, 6(1). https://doi.org/10.35906/je001.v6i1.164
Hartatik, W., & Setyorini, D. (2011). Pemanfaatan Pupuk Organik untuk Meningkatkan Kesuburan Tanah dan Kualitas Tanaman. Peneliti Badan Litbang Pertanian, 12, 571–582.
Rahmiati, F., Amin, G., & German, E. (2019). Pelatihan Pemanfaatan Limbah Padi Menjadi Arang Sekam untuk Menambah Pendapatan Petani. Agrokreatif Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(2), 159–164. https://doi.org/10.29244/agrokreatif.5.2.159-164
Ratriyanto, A., Widyawati, S. D., P.S. Suprayogi, W., Prastowo, S., & Widyas, N. (2019). Pembuatan Pupuk Organik dari Kotoran Ternak untuk Meningkatkan Produksi Pertanian. SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Dan Seni Bagi Masyarakat), 8(1), 9–13. https://doi.org/10.20961/semar.v8i1.40204
Riga, R., Sari, T. K., Agustina, D., Fitri, B. Y., Ikhsan, M. H., Pratama, F. H., & Oktria, W. (2022). Pembuatan Pupuk Kompos Dari Limbah Kulit Kopi Di Daerah Penghasil Kopi Nagari Koto Tuo, Sumatera Barat. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 7(3), 584–591. https://doi.org/10.30653/002.202273.145
Sofyan, S. E., Riniarti, M., & Duryat. (2014). Pemanfaatan Limbah Teh, Sekam Padi, Dan Arang Sekam Sebagai Media Tumbuh Bibit Trembesi (Samanea Saman). Jurnal Sylva Lestari, 2(2), 61. https://doi.org/10.23960/jsl2261-70
Sukamta, S., Shomad, M. A., & Wisnujati, A. (2017). Pengelolaan Limbah Ternak Sapi Menjadi Pupuk Organik Komersial di Dusun Kalipucang, Bangunjiwo, Bantul, Yogyakarta. BERDIKARI: Jurnal Inovasi Dan Penerapan Ipteks, 5(1), 1–10. https://doi.org/10.18196/bdr.5113
Widiyono, A., Mustafidah, D., Safruddin, Nuvus, A. A., Maknun, L., & Hidayatullah, A. S. (2021). Pengolahan Limbah Padi Dan Kotoran Kerbau Menjadi Pupuk Kompos Di Desa Kaliombo. J-ADIMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat), 9(2), 84–89.
Widyantari, I. N., & Maulany, G. J. (2020). The Location Quotient Approach for Determination of Superior Food Crop Commodity in Merauke Regency, Province of Papua, Indonesia. EurAsian Journal of BioSciences, 14(2), 7111–7117.