Penguatan Keanekaragaman Pangan berbasis Kearifan Lokal sebagai Upaya Mencegah Stunting pada Balita

  • Husnul Khotimah Universitas Faletehan
  • Nurseha Nurseha Universitas Faletehan
  • Ratu Miki Yulieti Pertasari Universitas Faletehan
  • Sri Utami Subagio Universitas Faletehan
  • Trikawati Trikawati Universitas Faletehan
Keywords: Pelatihan, Pendidikan kesehatan, Stunting

Abstract

Persoalan stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita sehingga memiliki tubuh terlalu pendek dibandingkan anak seusianya, masih menjadi tantangan besar yang dihadapi bangsa ini. Penggunaan kearifan pangan lokal merupakan hal yang bagus untuk penanganan stunting dikarenakan tidak memiliki efek samping, murah, mudah di kembangkan dan bernilai jual. Kegiatan pengabdian masyarakat ini menggunakan metode Community Development (pemberdayaan masyarakat). Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2023. Lokasi kegiatan adalah di Desa Pamengkang Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang. Sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini berjumlah 19 orang terdiri dari 3 kader dan 16 ibu balita. Kegiatan ini merupakan Pendidikan kesehatan tentang stunting dan pelatihan cara mengolah makanan berbasis kearifan lokal. Nilai pre test dan post test menunjukkan perubahan berupa peningkatan jumlah peserta yang memahami dari 14 peserta (74%) pada saat pre test kemudian terjadi peningkatan jumlah peserta yang memahami sebanyak 19 orang (100%). Terdapat peningkatan hasil post tes menunjukkan bahwa kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dapat meningkatkan pengetahuan tentang stunting dan keterampilan tentang cara mengolah makanan berbasis kearifan lokal.

 

The problem of stunting or the condition of failure to thrive in children under five so that their bodies are too short compared to children of their age is still a big challenge facing this nation. The use of local food wisdom is a good thing for treating stunting because it has no side effects, is cheap, easy to develop and has a sale value. This community service activity uses the Community Development method (community empowerment). The activity was carried out in January - February 2023. The location of the activity was in Pamengkang Village, Kramatwatu District, Serang Regency. The target of this community service activity is 19 people consisting of 3 midwife’s assistance in village (kader) and 16 mothers of toddlers. This activity is a health education program on stunting and training on how to process food based on local wisdom. The pretest and post test values showed a change in the form of an increase in the number of participants who understood from 14 participants (74%) during the pre test then there was an increase in the number of participants who understood as many as 19 people (100%). There was an increase in post-test results indicating that this Community Service activity could increase knowledge about stunting and skills on how to process food based on local wisdom.

References

Annissa, A., Suriani, S., & Yulia, Y. (2019). Kejadian Stunting Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kilasah Serang Banten Tahun 2018. Jurnal Dunia Kesmas, 8(1).

Apriluana, G., & Fikawati, S. (2018). Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap Kejadian Stunting pada Balita (0-59 Bulan) di Negara Berkembang dan Asia Tenggara. Media Penelit Dan Pengemb Kesehat, 28(4), 247–256.

Dewi, I., & Adhi, K. T. (2016). Pengaruh konsumsi protein dan seng serta riwayat penyakit infeksi terhadap kejadian stunting pada anak balita umur 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Nusa Penida III. Arc Com Health, 3, 36–46.

Dinas Kesehatan Kabupaten Serang. (2020). Profil Kesehatan Kabupaten Serang Tahun 2020.

Dinas Kesehatan Provinsi Banten. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Banten tahun 2017.

Fanzo, J., Hawkes, C., Udomkesmalee, E., Afshin, A., Allemandi, L., Assery, O., Baker, P., Battersby, J., Bhutta, Z., & Chen, K. (2018). 2018 Global Nutrition Report: Shining a light to spur action on nutrition.

Fitriahadi, E. (2018). Hubungan tinggi badan ibu dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan. Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan Aisyiyah, 14(1), 15–24.

Irwan, I. (2019). Pemberian PMT Modifikasi Berbasis Kearifan Lokal Pada Balita Stunting dan Gizi Kurang. Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat), 8(2), 139–150.

Kemenkes RI. (2017). Survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018.

Khotimah, H., Lintang, S. S., & Azkiya, F. (2023). The Influence of Socio-economy and Local Food Diversity on Stunting in Toddlers. Consilium Sanitatis: Journal of Health Science and Policy, 1(3), 147–160.

Kusmiran, E. (2011). Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta: Salemba Medika, 21.

Maywita, E. (2018). Faktor Risiko Penyebab Terjadinya Stunting Pada Balita Umur 12-59 Bulan Di Kelurahan Kampung Baru Kec. Lubuk Begalung Tahun 2015. Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan, 3(1), 56–65.

Mugianti, S., Mulyadi, A., Anam, A. K., & Najah, Z. L. (2018). Faktor penyebab anak stunting usia 25-60 bulan di Kecamatan Sukorejo kota Blitar. Jurnal Ners Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), 5(3), 268–278.

Nelista, Y., & Fembi, P. N. (2021). Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Berbahan Dasar Lokal Terhadap Perubahan Berat Badan Balita Gizi Kurang. PREPOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(2), 1228–1234.

Prastia, T. N., & Listyandini, R. (2020). Keragaman Pangan Berhubungan dengan Stunting Pada Anak Usia 6-24 Bulan. HEARTY: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(1).

Rahmad, A. H. A. L., & Miko, A. (2016). Kajian stunting pada anak balita berdasarkan pola asuh dan pendapatan keluarga di Kota Banda Aceh. Kesmas Indonesia, 8(2), 63–79.

Sandjojo, E. P. (2017). Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi.

Sulistianingsih, A., & Madi Yanti, D. A. (2016). Kurangnya Asupan Makan Sebagai Penyebab Kejadian Balita Pendek (Stunting). Jurnal Dunia Kesehatan, 5(1), 77123.

Thobias, I. A., & Djokosujono, K. (2021). Keragaman Makan Minimum Sebagai Faktor Dominan Stunting Pada Anak Usia 6-23 Bulan Di Kabupaten Kupang. Jurnal Kesmas Dan Gizi (Jkg), 3(2), 136–143.

Utami NH, M. R. (2017). Keragaman Makanan dan Hubungannya dengan Status Gizi Balita : Analisis Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI). Gizi Indonesia., 40(1), 37–48.

Published
2023-09-30
How to Cite
Khotimah, H., Nurseha, N., Pertasari, R. M. Y., Subagio, S. U., & Trikawati, T. (2023). Penguatan Keanekaragaman Pangan berbasis Kearifan Lokal sebagai Upaya Mencegah Stunting pada Balita. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 8(4), 925-933. https://doi.org/10.30653/jppm.v8i4.558