Optimasi Pembuatan Abon Kaya Protein (AkaPe) dengan Food Dehydrator
Optimization in Production of Rich Protein Abon (AkaPe) by using Food Dehydrator
Abstract
Tahu dibuat dari air perasan kedelai yang dikoagulasi dengan menambahkan kalsium sulfat atau magnesium klorida. Sisa perasan kedelai ini menghasilkan limbah berupa ampas tahu yang dapat menimbulkan bau tidak sedap bila tidak segera ditangani, Program pengabdian ini bertujuan untuk memanfaatkan sisa olahan pabrik tahu, yaitu ampas kedelai menjadi produk yang bermanfaat dan menambah nilai jual. Ampas tahu bersih dan segar diberi bumbu, lalu dikeringkan dengan cara disangrai dan didehidrasi dengan food dehydrator. Abon ampas tahu yang dihasilkan dengan proses ini memiliki rendemen 22,09+0,79%, dan kadar air 3,50+1,72%. Hasil abon kering ini kemudian dikemas dalam botol plastik berlubang besar, lengkap dengan segel alumunium di bagian dalam dan segel plastik di bagian luar. Proses pengabdian ini menghasilkan inovasi dalam pengolahan ampas tahu, menjadi produk olahan kaya nutrisi dan halal, yang dapat disimpan dalam jangka waktu lama. Inovasi ini diharapkan dapat menambah manfaat dan nilai jual ampas tahu yang biasanya dibuang begitu saja, sehingga meningkatkan pendapatan dari pengrajin tahu.
Tofu is made from soybean juice, which is coagulated by adding calcium sulfate or magnesium chloride. The remaining soybean juice produces waste in the form of tofu dregs, which can cause an unpleasant odor if not treated immediately. This program aims to utilize the remaining processed tofu factories, namely soybean dregs, into a useful product and increase sales value. Clean and fresh tofu dregs are seasoned, then dried by roasting and dehydrated with a food dehydrator. Shredded tofu dregs produced using this process have a yield of 22.09+0.79% and a water content of 3.50+ 1.72%. The final product is then packaged in a plastic bottle with large holes, finished with an aluminum seal on the end of bottle and a plastic seal on the outside. The program resulting in the modification in processing of tofu dregs into a nutritional and halal abon which can be stored for a long time. This innovation is hopefully to increase the benefits and selling value of tofu dregs, which are usually thrown away, thereby increasing the income.
References
Adeyeye, S. A. O., Ashaolu, T. J., & Babu, A. S. (2022). Food Drying: A Review. Agricultural Reviews, 1, 1–8. https://doi.org/10.18805/ag.R-2537.
Andarwulan, N., Nuraida, L., Adawiyah, D. R., Triana, R. N., Agustin, D., & Gitapratiwi, D. (2018). Pengaruh Perbedaan Jenis Kedelai terhadap Kualitas Mutu Tahu. Jurnal Mutu Pangan, 5(2), 66–72.
Asngad, A., & Novitasari, A. (2017). Kandungan Protein dan Kualitas Organoleptik Tahu Kacang Tunggak dan Tahu Biji Munggur dengan Pemanfaatan Sari Jeruk Nipis dan Belimbing Wuluh sebgai Koagulan dan Pengawet Alami. Seminar Nasional Dan Pendidikan Biologi Saintek II, 326–336.
Badan Standarisasi Nasional. (1995). Standar Nasional Indonesia : Abon. Dewan Standarisasi Nasional.
Budiasih, Y., & Asriyal, A. (2018). Pengendalian Persediaan Kedelai Sebagai Bahan Baku Produksi Tahu I-Love Bandung. Liquidity, 3(2), 155–163. https://doi.org/10.32546/lq.v3i2.90
Deshpande, S., Andarwulan, N., Nuraida, L., Adawiyah, D. R., Triana, R. N., Agustin, D., Gitapratiwi, D., Nurhayati, N., Hubeis, M., & Raharja, S. (2013). Pengaruh Perbedaan Jenis Kedelai terhadap Kualitas Mutu Tahu. Jurnal MPI, 123(2), 66–72.
Haninah, Putri, H. D., Elfidasari, D., & Sugoro, I. (2022). Kandungan Nutrisi Abon Ikan Sapu-Sapu (Pterygoplichthys pardalis) Asal Sungai Ciliwung, Indonesia. Jurnal Pengolahan Pangan, 7(1), 14–19. https://doi.org/10.31970/pangan.v7i1.62.
Jakiyudin, A. H., Yusuf, M., Iribaram, S., Nawir, M. S., & Muhandy, R. S. (2023). Pemberdayaan Mama-Mama Melalui Produk Abon Ikan Lilinta (ABOLI) Berbasis Industri Rumahan Di Kampung Lilinta, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 8(2), 275–284. https://doi.org/10.30653/jppm.v8i2.258.
Jusniati, J., Patang, P., & Kadirman, K. (2017). Pembuatan Abon Dari Jantung Pisang (Musa Paradisiaca) Dengan Penambahan Ikan Tongkol (Euthynnus Affinis). Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 3(1), 58. https://doi.org/10.26858/jptp.v3i1.5198.
Masyhura, D., Rangkuti, Fuadi, K., & Misril. (2019). Pemanfaatan Limbah Ampas Tahu Dalam Upaya Diversifikasi Pangan. Agrintech: Jurnal Teknologi Pangan Dan Hasil Pertanian, 2(2), 52–54. https://doi.org/10.30596/agrintech.v2i2.3660.
Nurhayati, N., Hubeis, M., & Raharja, S. (2019). Kelayakan dan Strategi Pengembangan Usaha Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Jurnal MPI, 7(2), 111–121.
Pratiwi, D. N., & Pravasanti, Y. A. (2019). Inovasi Kerupuk Tepung Ampas Tahu Guna Peningkatan Pendapatan Ibu-Ibu Purwogondo, Kartasura. Budimas : Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), 9–12. https://doi.org/10.29040/budimas.v1i1.705.
Sagugurat, I., Ayesha, I., & Gusvita, H. (2019). Analisis Pola Pangan Pokok dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Unes Journal Mahasiswa Pertanian, 3(2), 157–170.
Stanojević, S. P., Baraé, M. B., Pesié, M. B., Milovanović, M. M., & Vucelić-Radović, B. V. (2010). Protein composition in tofu of corrected quality. Acta Periodica Technologica, 41(March 2015), 77–86. https://doi.org/10.2298/APT1041077S.
Sucipta, I. N., Suriasih, K., & Kenacana, P. K. D. (2017). Pengemasan pangan kajian pengemasan yang aman, nyaman, efektif dan efisien. Denpasar: Udayana University Press.