Pelatihan dan Pendampingan Inovasi Produk dari Daun Kelor untuk Mencegah Stunting di Desa Sungai Pauh Pusaka

  • Amelia Amelia Universitas Samudra
  • Nurviana Nurviana Universitas Samudra
  • Sara Gustia Wibowo Universitas Samudra
  • Riezky Purnama Sari Universitas Samudra
  • Fitra Muliani Universitas Samudra
  • Ulya Nabilla Universitas Samudra
Keywords: Daun kelor, Langsa, nugget kelor, puding kelor, stunting

Abstract

Salah satu pemerintah desa di wilayah Kota Langsa yang secara tidak langsung terlibat dalam pencegahan dan penanganan stunting adalah pemerintah Desa Sungai Pauh Pusaka. Akan tetapi, belum banyak intervensi terkait masalah kesehatan khususnya kesehatan anak dalam hal kecukupan gizi di Desa Sungai Pauh Pusaka. Akibatnya, stunting menjadi masalah kesehatan utama terkait pemenuhan gizi anak. Selama ini satu-satunya upaya yang dilakukan oleh pemerintah Desa Sungai Pauh Pusaka untuk mencegah stunting adalah dengan melakukan kegiatan posyandu rutin untuk ibu hamil dan balita setiap bulannya. Pada Kegiatan posyandu diperlukan kegiatan edukasi atau penyuluhan terkait asupan gizi serta informasi terkait makanan olahan yang baik dikonsumsi untuk mencegah stunting. Daun kelor dapat dijadikan alternatif yang potensial untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil karena daun kelor mengandung protein dan asam folat. Oleh karena itu, perlu adanya inovasi dalam mengolah daun kelor menjadi suatu produk yang dapat diterima oleh masyarakat sehingga kandungan gizi pada daun kelor dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Metode pelaksanaan antara lain observasi, pelatihan, pendampingan, serta evaluasi. Kegiatan PKM yang telah dilakukan dikatakan cukup mendapat partisipasi dari masyarakat setempat. Respon yang baik ditunjukkan oleh warga yang membantu proses penyuluhan berjalan lancar, sehingga proses pelatihan dan pendampingan inovasi produk daun kelor dapat berlangsung dengan baik.

 

One of the village governments in the Langsa City area that is indirectly involved in preventing and treating stunting is the government of Sungai Pauh Pusaka Village. However, there have not been many interventions related to health problems, especially children's health in terms of nutritional adequacy in Sungai Pauh Pusaka Village. As a result, stunting is a major health problem related to fulfilling child nutrition. So far, the only effort made by the Sungai Pauh Pusaka Village government to prevent stunting is to carry out routine posyandu activities for pregnant women and toddlers every month. Posyandu activities require educational or outreach activities related to nutritional intake and information related to processed foods that are good for consumption to prevent stunting. Moringa leaves can be used as a potential alternative to meet the nutritional needs of pregnant women because they contain protein and folic acid. Therefore, there is a need for innovation in processing Moringa leaves into a product that can be accepted by the public so that the nutritional content in Moringa leaves can be utilized by the body. Implementation methods include observation, training, mentoring, and evaluation. The PKM activities that have been carried out are said to have sufficient participation from the local community. A good response was shown by residents who helped the counseling process run smoothly so that the training and mentoring process for the innovation of Moringa leaf products could run well.

References

Ariani, M. (2020). Determinan Penyebab Kejadian Stunting Pada Balita: Tinjauan Literatur. Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 11(1).

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Mewujudkan Indonesia Sehat melalui Percepatan Penurunan Stunting. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi XI.

Meutia, A. (2021). Prevalensi Stunting Balita Indonesia Tertinggi ke-2 di Asia Tenggara. https://databoks.katadata.co.id

Muliawati D, & Sulistyawati N. (2019). Manfaat Ekstrak Moringa Oleifera Terhadap Peningkatan Tinggi Badan Balita. Prosiding Seminar Nasional Pertemuan Ilmiah Poltek Kesehatan Karya Husada Yogyakarta, 46–55.

Pedoman Pengelolaan Posyandu. (2011). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu.

Peraturan Walikota Langsa. (2020). Pencegahan dan Penanganan Stunting Terintegrasi di Kota Langsa.

Rahayu, T. B, & Anna, Y. N. W. (2018). Peningkatan Status Gizi Balita Melalui Pemberian Daun Kelor (Moringa Oleifera). Jurnal Kesehatan Madani Medan, 9(2), 87–91.

Rohmawati, N. M. A., & Witcahyo E. (2019). Es Krim Kelor : Produk Inovasi Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Jurnal Pengabdian Masyarakat Randang Tana, 2(1), 10–20.

Septiyono, E. A., Dwi, M. N., & Puspita, A. A. (2021). Keripik Kelor ( Moringa oleifera ) Sebagai Produk Unggulan Desa Klampokan ,Bondowoso, Jawa Timur dalam Mencegah Stunting. Jurnal Panrita Abdi, 5(3), 275.

SSGI. (2021). Buku saku hasil studi status gizi indonesia (SSGI) tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota tahun 2021. Angew Chemie Int Ed 6(11).

Suhartini, T., Zakaria, Pakhri, A., & Mustamin, M. (2018). Kandungan Protein dan Kalsium pada Biskuit Formula Tempe dengan Penambahan Tepung Daun Kelor Moringa Oliefera. Jurnal Media Gizi Pangan, 25(1).

Sumartini, E. (2020). Studi Literatur : Dampak Stunting Terhadap Kemampuan Kognitif Anak. Prosiding Seminar Nasional Kesehatan “ Peran Tenaga Kesehatan Dalam Menurunkan Kejadian Stunting.

Trisnawati Y, Purwanti S, Retnowati, M. (2016). ). Studi Deskriptif Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan Di Puskesmas Sokaraja Kabupaten Banyumas. Jurnal Kebidanan, 8(2), 175–182.

Published
2023-03-05
How to Cite
Amelia, A., Nurviana, N., Wibowo, S. G., Sari, R. P., Muliani, F., & Nabilla, U. (2023). Pelatihan dan Pendampingan Inovasi Produk dari Daun Kelor untuk Mencegah Stunting di Desa Sungai Pauh Pusaka. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 8(1), 66-75. https://doi.org/10.30653/jppm.v8i1.221

Most read articles by the same author(s)