Pelatihan Pengolahan Makanan Tambahan dan Pendamping ASI untuk Mengatasi Stunting di Desa Kertawangi Kabupaten Bandung Barat

  • Nadirawati Nadirawati Universitas Jenderal Achmad Yani
  • Susilowati Susilowati Universitas Jenderal Achmad Yani
  • Suharjiman Suharjiman Universitas Jenderal Achmad Yani
  • Argi Virgona Bangun Universitas Jenderal Achmad Yani
  • Chatarina Suryaningsih Universitas Jenderal Achmad Yani
  • Sri Wulandari Novianti Universitas Jenderal Achmad Yani
Keywords: Budaya lokal, kelor, MP-ASI, PMT

Abstract

Pemerintah Indonesia saat ini sedang mengupayakan pemberantasan stunting. Stunting merupakan masalah kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang tidak adekuat dalam waktu yang relatif lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) memperkirakan jumlah anak yang mengalami stunting di bawah usia lima tahun sebesar 149,2 juta pada tahun 2020. Hasil kajian dari kepala desa menunjukkan kasus stunting masih banyak terjadi di Desa Kertawangi, Bandung Barat. Hasil wawancara dengan ibu yang memiliki anak stunting didapatkan bahwa ibu yang memiliki anak stunting masih belum dapat memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan PMT sesuai dengan kebutuhan gizi anak dan balita. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka dalam kegiatan pengabdian masyarakat (PKM) ini solusi yang ditawarkan adalah pelatihan pengolahan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dan PMT (Makanan Tambahan) berbudaya local sesuai gizi seimbang yang dibutuhkan untuk meningkatkan status gizi bayi dan balita. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa kemampuan ibu meningkat dalam membuat produk MP-ASI dan PMT.

 

The Indonesian government is currently working on the eradication of stunting. Stunting is a chronic malnutrition problem caused by inadequate nutritional intake for a relatively long time due to feeding that is not following nutritional needs. The United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) estimates that the number of stunted children under the age of five was 149.2 million in 2020. The study results from the village head show that stunting cases are still common in Kertawangi Village in West Bandung Regency. The results of interviews with mothers who have stunted children found that mothers who have stunted children are still unable to provide complementary food (MP-ASI and PMT) in accordance with the nutritional needs of children and toddlers. Based on the problems that have been described, then in this community outreach (PKM) activity, the solution offered is training processing of complementary foods (MP-ASI and PMT) according to the balanced nutrition needed to improve the nutritional status of the local culture that is suitable for infants and toddlers. The results of the training showed that mothers' abilities increased in making MP-ASI and PMT products.

References

Agustina, N. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di Puskesmas Plaju Palembang. Jurnal Kesehatan, 1–7.

Basri, H., Hadju, V., Zulkifli, A., Syam, A., & Indriasari, R. (2021). Effect of Moringa oleifera supplementation during pregnancy on the prevention of stunted growth in children between the ages of 36 to 42 months. Journal of Public Health Research, 10(2), 2207. https://doi.org/10.4081/JPHR.2021.2207

Candra, A. (2020). Epidemiologi Stunting. Universitas Diponegoro.

Harian Nusa. (2018). Peran Kader Sangat Penting Turunkan Angka Stunting. Harian Nusa.Com. https://hariannusa.com/2018/11/01/peran-kader-sangat-penting-turunkan-angka-stunting/

Indra, A. B. (2021). 8,93 Persen Balita di Kota Bandung Alami Stunting, Perangkat Daerah Dipinta Pahami dan Petakan Stunting - Berita KBB. Beritakbb.Pikiran-Rakyat.Com/. https://beritakbb.pikiran-rakyat.com/seputarbandungraya/pr-962436392/893-persen-balita-di-kota-bandung-alami-stunting-perangkat-daerah-dipinta-pahami-dan-petakan-stunting

Kemenkes RI. (2019). The Stategy and policy to involve property in Indonesia. Germas, 2(2), 41–52.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Presiden Tekankan Pentingnya Gizi Bagi Anak. Www.Kemkes.Go.Id. https://www.kemkes.go.id/article/view/17032000004/presiden-tekankan-pentingnya-gizi-bagi-anak.html

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Penurunan Prevalensi Stunting tahun 2021 sebagai Modal Menuju Generasi Emas Indonesia 2045. Kementerian Kesehatan RI. https://kemkes.go.id/article/view/21122800001/penurunan-prevalensi-stunting-tahun-2021-sebagai-modal-menuju-generasi-emas-indonesia-2045.html

Kementrian Kesehatan. (2019). Pencegahan Stunting Pada Anak. Promkes.Kemkes.Go.Id. https://promkes.kemkes.go.id/pencegahan-stunting

Lestiarini, S., & Sulistyorini, Y. (2020). Perilaku Ibu pada Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) di Kelurahan Pegirian. Jurnal Promkes, 8(1), 1. https://doi.org/10.20473/jpk.v8.i1.2020.1-11

Mawardi, D. (2021). Prevalensi Stunting Turun, Plt Bupati Bandung Barat Khawatir Kembali Naik Akibat Pandemi Covid-19 - GalaJabar. GalaJabar.Com. https://galajabar.pikiran-rakyat.com/jabar/pr-1082549728/prevalensi-stunting-turun-plt-bupati-bandung-barat-khawatir-kembali-naik-akibat-pandemi-covid-19

Nadirawati, Suryaningsih, C., Bangun, A. V., & Rosa, R. D. Dela. (2023). Prevention And Intervention Of Stunting In Indonesia: A Scoping Review. Lux Mensana, 1(3), 113–126.

Portal Informasi Indonesia. (2019). Kementerian Kesehatan Fokus pada Pencegahan Stunting.https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/sosial/kementerian-kesehatan-fokus-pada-pencegahan-stunting

Pratiwi, R., Sari, R. S., & Ratnasari, F. (2021). Dampak Status Gizi Pendek (Stunting) Terhadap Prestasi Belajar ( Literature Review). Jurnal Nursing Update- Edisi Khusus, 12(2), 10. https://stikes-nhm.e-journal.id/NU/article/view/317/284

Putra, A. I. Y. D., Setiawan, N. B. W., Sanjiwani, M. I. D., Wahyuniari, I. A. I., & Indrayani, A. W. (2021). Nutrigenomic and biomolecular aspect of moringa oleifera leaf powder as supplementation for stunting children. Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology, 6(1), 1–15. https://doi.org/10.22146/jtbb.60113

Raihana, A. (2022). 6 Makanan Pendamping Asi (MPASI) Terbaik untuk Anak. Biofar.Id. https://biofar.id/makanan-pendamping-asi/

Saputri, R. A., & Tumangger, J. (2019). Hulu-Hilir Penanggulangan Stunting Di Indonesia. Journal of Political Issues, 1(1), 1–9. https://doi.org/10.33019/jpi.v1i1.2

Suryagustina, Araya, W., & Jumielsa. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Stunting Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu di Kelurahan Pahandut Palangka Raya. Dinamika Kesehatan, 9(2).

Susilawati, Irianto, G., Abdillah, A. D., & Putra, L. A. (2020). Masih tentang Kelor (Moringa oleifera Lam): Pemanfaatan di Tingkat Rumah Tangga untuk Perbaikan Gizi dan Derajat Kesehatan Masyarakat (I). Elfatih Media Insani.

UNICEF. (2021). Prevalensi Stunting Di Dunia Menurut Who 2020. Csseleven. https://csseleven.com/prevalensi-stunting-di-dunia-menurut-who-2020/

Yusnidar, & Patmahwati, A. K. D. (2020). Pengaruh Pemberian Tepung Daun Kelor (Moringa Oliefera) Pada Ibu Hamil Terhadap Berat Badan Bayi Baru Lahir. Jurnal Voice Of Midwifery, 10. https://doi.org/https://doi.org/10.35906/vom.v10i1.106

Published
2023-03-05
How to Cite
Nadirawati, N., Susilowati, S., Suharjiman, S., Bangun, A. V., Suryaningsih, C., & Novianti, S. W. (2023). Pelatihan Pengolahan Makanan Tambahan dan Pendamping ASI untuk Mengatasi Stunting di Desa Kertawangi Kabupaten Bandung Barat. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 8(1), 76-86. https://doi.org/10.30653/jppm.v8i1.231