Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
https://jurnal.unmabanten.ac.id/index.php/jppm
<p>Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat (JPPM), with registered number ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1472038347">2540-8739 (print</a><a href="http://u.lipi.go.id/1472038347">)</a>, ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1472038380">2540-8747 (online</a><a href="http://u.lipi.go.id/1472038380">)</a> is a scientific multidisciplinary journal published by <a href="https://lppm.unmabanten.ac.id/beranda.php">LP2M</a> of <a href="https://unmabanten.ac.id/">Universitas Mathla’ul Anwar (Unma) Banten</a>. It is in the national level that covers a lot of common problems or issues related to community services. The aim of this journal publication is to disseminate the conceptual thoughts or ideas and research results that have been achieved in the area of community services.</p>Universitas Mathla'ul Anwar Bantenen-USJurnal Pengabdian Pada Masyarakat2540-8739Edukasi Masyarakat Mengenai Ketepatan Pilihan Kosmetik Melalui Aplikasi BPOM
https://jurnal.unmabanten.ac.id/index.php/jppm/article/view/1401
Kosmetik sering digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk memperindah tubuh, tetapi berpotensi beredar produk ilegal dan berbahaya. Tujuan kegiatan ini, yaitu memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pemilihan kosmetik yang tepat dan penggunaan aplikasi BPOM. Kegiatan dilakukan dalam tiga tahap (perencanaan, pelaksanaan, evaluasi) kepada 20 peserta di Kampung Jagabaya. Peserta seluruhnya perempuan, mayoritas berusia 19-44 tahun dengan pendidikan SD/MI. Peningkatan pengetahuan signifikan dari rata-rata skor pre-test 28 menjadi post-test 74,7 (p=0,001). Edukasi meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait kosmetik dan penggunaan aplikasi BPOM. Cosmetics are frequently used by Indonesians to enhance their bodies, but they have the potential to contain illegal and dangerous products. The purpose of this activity is to educate the public about choosing the right cosmetics and using the BPOM application. The activity was carried out in three stages (planning, implementation, evaluation) with 20 participants in Jagabaya Village. All participants were female, the majority aged 19-44 years with elementary school education. There was a significant increase in knowledge from an average pre-test score of 28 to a post-test score of 74.7 (p=0.001). Education increased public knowledge regarding cosmetics and the use of the BPOM application.Sofi Nurmay StianiYusransyah YusransyahBaha UdinAndri HarpanAudy Nursifa'atun SalsabillahAufalya WibirezkinaAyu AuliaAde AnwarEndah Endah
Copyright (c)
2025-08-312025-08-3110358258810.30653/jppm.v10i3.1401Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Limbah Fly Ash Bottom Ash (FABA) dan Sampah Plastik Menjadi Paving Block Untuk Mendukung Ekoeduwisata Padarincang
https://jurnal.unmabanten.ac.id/index.php/jppm/article/view/1473
PT. PLN Indonesia Power UBP Banten 1 Suralaya merupakan salah satu unit bisnis pembangkit listrik milik PT PLN Indonesia Power (UBP BSLA). Permasalahan yang terjadi, Kabupaten Serang menghadapi tantangan pengelolaan limbah industri, terutama limbah FABA rata-rata 8.319 ton/bulan dari pembangkit listrik dan limbah plastik dari aktivitas rumah tangga dan industri tercatat 414.580 ton sampah setahun, atau 1.135,84 ton per hari, sedangkan pemanfaatan skala luasnya masih minim. Tujuan dari program pemberdayaan masyarakat ini adalah untuk mengoptimalkan pemanfaatan FABA oleh UBP BSLA bekerja sama dengan desa Padarincang dan mendapatkan kemampuan untuk memproduksi paving block secara massal, yang akan menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat Padarincang. Pemberdayaan masyarakat dilakukan dalam tiga tahap. Ini adalah tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir. Proses pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dimulai dengan melakukan observasi dan survei di lokasi pengabdian, menyelesaikan prosedur administrasi, dan merancang kegiatan pengabdian. Pada tahap inti, kegiatan pengabdian fokus pada pendampingan dalam inovasi produk paving block. Sedangkan tahap akhir evaluasi kegiatan dan penyusunan laporan akhir. Masyarakat desa Padarincang adalah target dari pengabdian ini. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan inovasi paving block telah meningkat. PT. PLN Indonesia Power UBP Banten 1 Suralaya is one of the power generation business units owned by PT PLN Indonesia Power (UBP BSLA). The issue at hand is that Serang Regency faces challenges in managing industrial waste, particularly FABA waste averaging 8,319 tons per month from power plants, and plastic waste from household and industrial activities totaling 414,580 tons of waste per year, or 1,135.84 tons per day, while its large-scale utilization remains minimal. The objective of this community empowerment program is to optimize the utilization of FABA by UBP BSLA in collaboration with Padarincang Village and acquire the capability to produce paving blocks on a large scale, which will generate economic value for the community of Padarincang. Community empowerment is carried out in three stages. These are the initial stage, the core stage, and the final stage. The process of community empowerment begins with conducting observations and surveys at the service location, completing administrative procedures, and designing service activities. In the core stage, service activities focus on providing assistance in the innovation of paving blocks. The final stage involves evaluating activities and compiling a final report. The community of Padarincang Village is the target of this community service initiative. The results of the activities indicate that knowledge and skills in the production of innovative paving blocks have improved. Trisno WidayatNur KhoiriyahTamzil HumadaNenden HasanahDidik Margi UtamaAnindita Dian SafiraChotibul UmamEka Indah YuslistyariTelly Rosdiyani
Copyright (c)
2025-08-312025-08-3110358959710.30653/jppm.v10i3.1473Implementasi Sistem Deteksi Logam dalam Bahan Makanan sebagai Upaya Pencegahan Kontaminasi di Industri Rumahan UMKM Bumi Pangan Lokal
https://jurnal.unmabanten.ac.id/index.php/jppm/article/view/1481
Kontaminasi logam dalam makanan sangat beresiko bagi kesehatan, terutama jika terjadi dalam jangka panjang. Masalah utama dalam Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah adanya logam yang tercampur dalam tepung yang dijadikan bahan utama makanan UMKM Bumi Pangan lokal yang berdampak pada mutu dan keamanan makanan. Tujuan dari Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah untuk memberi pengetahuan bahaya logam dalam bahan makanan yang menjadi sumber penyakit jangka panjang seperti besi, stainless, alumunium dan tembaga. Alat yang dikembangkan dalam Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah mendeteksi partikel logam yang berada pada bahan makanan seperti tepung, gula dan lainnya. Alat ini akan berfungsi mendeteksi partikel logam yang terdapat pada bahan makanan dengan menggunakan sensor pendeteksi logam. Pada alat ini juga dilengkapi dengan IoT yang berfungsi memberikan informasi apakah bahan makanan terdapat logam berbahaya yang terhubung pada handpone pengguna, selain itu alat pendeteksi logam ini juga terdapat magnet dengan kekuatan tarik sebesar 12.000 Gauss yang bertujuan untuk menarik partikel logam berbahaya. Hasil dari penggunaan alat pendeteksi logam ini adalah UMKM mengetahui bahaya logam serta dapat memisahkan logam yang terdapat pada bahan makanan yang sering dipakai dengan menggunakan, pemasaran hasil dari produk UMKM bisa dipasarkan antar Kabupaten melalui media sosial, seperti Facebook dan berita elektronik Radar Banten. Metal contamination in food is very risky for health, especially if it occurs in the long term. The main problem in this Community Service is the presence of metal mixed in flour which is used as the main ingredient of local Bumi Pangan UMKM food which has an impact on food quality and safety. The purpose of this Community Service is to provide knowledge of the dangers of metals in food ingredients that are a source of long-term diseases such as iron, stainless, aluminum and copper. The tool developed in this Community Service is to detect metal particles in food ingredients such as flour, sugar and others. This tool will function to detect metal particles found in food ingredients using a metal detector sensor. This tool is also equipped with IOT which functions to provide information whether food ingredients contain dangerous metals that are connected to the user's cellphone, in addition to this metal detector also has a magnet with a pulling force of 12,000 Gauss which aims to attract dangerous metal particles. The results of using this metal detector are that UMKM are aware of the dangers of metals and can separate metals from commonly used food ingredients. UMKM products can be marketed across districts through social media platforms such as Facebook and the Radar Banten e-news platform.Zaenal HakimMoh. Azizi HakimDadan Ahmad HudayaDadi SuhendiTaufik Hidayat
Copyright (c)
2025-08-312025-08-3110359860710.30653/jppm.v10i3.1481Pengolahan Bumbu Dapur yang Berkhasiat, Aman dan Bermutu sebagai upaya Peningkatan Imunitas Tubuh melalui Pembuatan Minuman Herbal
https://jurnal.unmabanten.ac.id/index.php/jppm/article/view/1340
Penguatan imunitas tubuh masyarakat dapat dilakukan melalui pemanfaatan bahan alam, khususnya bumbu dapur yang memiliki khasiat sebagai minuman herbal. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota Persatuan Dharma Wanita Provinsi Kalimantan Timur dalam mengolah tanaman obat menjadi minuman kesehatan yang aman, bermanfaat, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Metode pelaksanaan meliputi penyuluhan mengenai kandungan bahan aktif dan manfaat rempah-rempah, praktik langsung pembuatan minuman herbal, serta evaluasi menggunakan angket dan kuis singkat untuk menilai pemahaman peserta. Materi yang disampaikan difokuskan pada prinsip keamanan, higienitas, serta efektivitas penggunaan rempah-rempah seperti jahe, kunyit, dan belimbing dalam pembuatan minuman kesehatan. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada tingkat pemahaman peserta mengenai manfaat dan cara pengolahan herbal sesuai kaidah keamanan pangan. Antusiasme peserta terlihat melalui keaktifan dalam diskusi, keberanian mengajukan pertanyaan, serta ketekunan saat praktik pembuatan minuman herbal. Selain itu, peserta menyatakan minat yang tinggi untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh di rumah, baik untuk konsumsi keluarga maupun peluang usaha kecil berbasis produk jamu dan minuman herbal. Temuan ini menunjukkan bahwa pelatihan berbasis praktik dapat menjadi sarana efektif dalam memperluas wawasan dan kemandirian masyarakat dalam menjaga kesehatan melalui pemanfaatan bahan alam. Keberhasilan kegiatan ini diharapkan dapat mendorong pelaksanaan program serupa secara berkelanjutan guna mendukung gaya hidup sehat berbasis kearifan lokal. Strengthening community immunity can be achieved through the utilization of natural ingredients, particularly kitchen spices that have properties beneficial as herbal drinks. This community service program aimed to enhance the knowledge and skills of the members of the Dharma Wanita Association of East Kalimantan Province in processing medicinal plants into safe, beneficial, and practical health beverages. The implementation methods included educational sessions on the active compounds and health benefits of spices, hands-on herbal drink preparation, and evaluation using questionnaires and short quizzes to assess participants’ understanding. The material focused on food safety principles, hygiene, and the effectiveness of using spices such as ginger, turmeric, and starfruit in making health drinks. The results showed a significant increase in participants’ understanding of the benefits and proper processing of herbal ingredients in accordance with safety standards. Participants demonstrated high enthusiasm through active discussions, eagerness to ask questions, and diligence during the practical herbal drink preparation. Furthermore, participants expressed strong interest in applying the knowledge gained at home, both for family consumption and as potential small-scale business opportunities based on herbal drinks and traditional jamu products. These findings indicate that practice-based training can serve as an effective medium to broaden public awareness and independence in maintaining health through the use of natural ingredients. The success of this activity is expected to encourage the continuous implementation of similar programs to promote a healthy lifestyle grounded in local wisdom.Muh. TaufiqurrahmanAdhe Septa Ryant Agus
Copyright (c)
2025-10-142025-10-1410360861410.30653/jppm.v10i3.1340Pendekatan Efektif melalui Permainan Edukatif Montessori dalam Mencegah Dampak Screen Time pada Anak Usia Pra Sekolah
https://jurnal.unmabanten.ac.id/index.php/jppm/article/view/1486
Anak usia prasekolah berada pada tahap perkembangan kritis, seperti pembentukan identitas dan membangun sosial. Anak berada dalam periode dimana sebagian besar dari aktivitas melibatkan unsur permainan. Penggunaan gadget atau gawai yang dikenal dengan istilah screen time yang berlebihan pada usia yang terlalu dini berdampak tidak baik dan bahkan dapat memunculkan pengaruh buruk bagi anak-anak. Perlu adanya tindakan agar orang tua mengetahui pedoman dalam memberikan screen time bagi anak-anak mereka dengan permainan yang mendidik. Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua agar anak dapat terhindar dari dampak screen time dengan permainan edukatif montessori. Metode pengabdian kepada Masyarakat dilakukan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan yang terdiri dari lima langkah yaitu identifikasi masalah, menetapkan masalah kesehataan yang ada, perencanaan,implementasi dan evaluasi. Hasil monitoring dan evaluasi dalam program pengabdian kepada masyarakat ini dengan dilakukan post-test mengenai persepsi orang tua terhadap permainan edukatif Montessori. Permainan edukatif Montessori memberikan dampak terhadap persepsi orang tua menjadi lebih lebih baik terutama mengenai keterlibatan orang tua dalam melatih kemampuan motorik dan sensorik anak, sebagai langkah tepat untuk mengurangi dampak screen time yang terlalu lama pada anak. Preschool children are at a critical stage of development, such as identity formation and social development. Children are in a period where most of their activities involve play elements. Excessive use of gadgets or devices, known as screen time at an early age, has a negative impact and can even negatively influence children. Action is needed so that parents know the guidelines for providing screen time for their children with educational games. This Community Service aims to increase parental knowledge so children can avoid screen time's impact with Montessori educational games. The Community Service method that will be carried out uses the nursing care theory, which consists of five steps: identifying problems, determining existing health problems, planning, implementation, and evaluation. This community service program's monitoring and evaluation results were good, as they were conducted by conducting a post-test on parents' perceptions of Montessori educational games. Education for parents about the importance of stimulating children with Montessori educational games has an impact on better parental perceptions of the importance of Montessori games that involve children's motor and sensory abilities as the right step to reduce the impact of too much screen time on children.Emi LindayaniNunung Siti SukaesihDiding Kelana SetiadiDelli Yuliana RahmatIyos SutresnaHikmat Pramajati
Copyright (c)
2025-10-152025-10-1510361562310.30653/jppm.v10i3.1486Revitalisasi Kesenian Tradisional Dodod sebagai Daya Tarik Wisata Budaya Berbasis Ekonomi Kreatif di Kampung Pamatang
https://jurnal.unmabanten.ac.id/index.php/jppm/article/view/1493
Kesenian tradisional Dodod merupakan warisan budaya masyarakat Kampung Pamatang, Pandeglang, yang memiliki nilai spiritual, sosial, dan edukatif. Namun, eksistensinya menghadapi tantangan berupa lemahnya regenerasi pelaku seni, minimnya promosi digital, serta rendahnya minat generasi muda. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan melakukan revitalisasi kesenian Dodod melalui pendekatan digitalisasi, integrasi pendidikan, dan pengembangan ekonomi kreatif. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumentasi, serta analisis data model Miles & Huberman. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa (1) digitalisasi melalui media sosial (YouTube, Instagram, TikTok) efektif meningkatkan eksposur Dodod; (2) integrasi ke dalam muatan lokal sekolah dasar memperkuat apresiasi budaya dan regenerasi pelaku seni; dan (3) pengembangan Dodod sebagai atraksi wisata budaya dan produk kreatif membuka peluang ekonomi bagi masyarakat. Dukungan masyarakat, sekolah, sanggar seni, dan pemerintah daerah menjadi faktor penting dalam keberlanjutan program. Dengan demikian, revitalisasi Dodod tidak hanya menjaga identitas budaya lokal, tetapi juga memberikan kontribusi nyata pada pembangunan ekonomi kreatif masyarakat. The traditional art of Dodod is a cultural heritage of the Pamatang community in Pandeglang, Banten, carrying deep spiritual, social, and educational values. However, its existence faces several challenges, including weak regeneration of performers, limited digital promotion, and the declining interest of younger generations. This community service program aims to revitalize Dodod through digitalization, educational integration, and the development of creative economy initiatives. A qualitative descriptive method was employed, using interviews, observations, and documentation analysis, with data analyzed through the Miles & Huberman interactive model. The results show that (1) digital promotion via social media platforms such as YouTube, Instagram, and TikTok effectively increased public exposure to Dodod; (2) integrating Dodod into local content curricula in elementary schools strengthened cultural appreciation and supported the regeneration of performers; and (3) developing Dodod as a cultural tourism attraction and creative product opened new economic opportunities for the local community. The strong support of local communities, schools, art groups, and regional government serves as a crucial factor for the sustainability of this program. In conclusion, Dodod revitalization not only preserves local cultural identity but also contributes significantly to the growth of the community’s creative economy.Umalihayati UmalihayatiRina AndrianiAditya RachmanDwi Lestio WulandariDesi SuliyastiMohammad Baehaki
Copyright (c)
2025-10-152025-10-1510362463310.30653/jppm.v10i3.1493Transforming Village Economy through Introduction to Basic Accounting and Simple Financial Reports: A Case Study
https://jurnal.unmabanten.ac.id/index.php/jppm/article/view/1295
Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) and rural communities play a pivotal role in Indonesia's economy but often face challenges in financial management and accounting practices. Limited accounting literacy results in the inability to produce accurate financial reports, hindering access to financing and economic decision-making. This community service program aimed to enhance the understanding of basic accounting principles and simple financial reporting among the people of Jatiendah Village and local MSMEs. The program utilized interactive lectures, practical simulations, and mentoring to implement financial recording. The results indicated improved participant comprehension of fundamental accounting concepts and their ability to create simple financial reports. This program not only empowered participants to manage finances more effectively but also contributed to local economic empowerment. By delivering practical and applicable accounting education, the program is expected to strengthen community-based financial governance and promote MSME sustainability.Ita Salsalina LinggaYenni CarolinaChristine Dwi Karya SusilawatiSe Tin
Copyright (c)
2025-10-152025-10-1510363464210.30653/jppm.v10i3.1295Pendampingan Guru IPA dalam Penyusunan Modul Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) berbasis STEAM Terintegrasi Etnosains
https://jurnal.unmabanten.ac.id/index.php/jppm/article/view/1339
Kompetensi abad ke-21 menekankan penguasaan keterampilan 4C, yakni berpikir kritis, kreatif, komunikasi, dan kolaborasi. Kurikulum Merdeka mengintegrasikan kebutuhan tersebut melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yang relevan dengan isu lingkungan dan dapat diimplementasikan melalui dengan pembelajaran berbasis STEAM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika). Oleh karena itu, penting untuk mengintegrasikan pembelajaran STEAM yang berjalan beriringan seiring dengan penerapan P5 di sekolah. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru tentang penyusunan modul P5 berbasis STEAM terintegrasi etnosains dan memotivasi guru sebagai pendidik agar terampil dalam menyusun modul P5 yang sesuai. Metode penelitian dilaksanakan dalam bentuk workshop/pelatihan, dan pendampingan dalam membuat modul (P5) berbasis STEAM terintegrasi etnosains. Hasil pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan kegiatan pengabdian, dan evaluasi. Data pendukung penelitian, yaitu pengisian pretest-posttest menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta dengan nilai N-Gain sebesar 0,57 yang termasuk dalam kategori sedang dan sebagai bahan evaluasi pelaksanaan kegiatan, peneliti memberikan angket respon. Kegiatan pendampingan penyusunan modul P5 berbasis STEAM yang terintegrasi etnosains memberikan manfaat yang signifikan bagi peserta, terutama dalam meningkatkan pemahaman Guru IPA tentang konsep pembelajaran yang inovatif dan relevan dengan konteks budaya lokal. 21st-century competencies emphasize the mastery of four key skills: critical thinking, creativity, communication, and collaboration. The Independent Curriculum addresses these needs through the Pancasila Student Profile Strengthening Project (P5), which is particularly relevant to environmental issues and can be effectively implemented through STEAM-based learning (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics). Therefore, it is essential to integrate STEAM learning, which complements the implementation of P5 in schools. The purpose of this community service activity is to enhance teachers' knowledge and skills in developing STEAM-based P5 modules that integrate ethnoscience and to motivate teachers as educators to develop appropriate P5 modules. The research method is implemented through workshops/training and mentoring in creating STEAM-based modules (P5) integrated with ethnoscience. The results of the community service implementation are carried out through three stages: preparation, implementation of community service activities, and evaluation. The supporting data from the research, specifically the pretest-posttest filling, showed an increase in participants' knowledge, with an N-Gain value of 0.57, which falls within the moderate category. As an evaluation material for the implementation of the activity, the researcher provided a response questionnaire. The mentoring activity for preparing the STEAM-based P5 module, integrated with ethnoscience, offered significant benefits for participants, especially in enhancing the understanding of Science Teachers about innovative and relevant learning concepts in the local cultural context.Farah ErikaYuli HartatiNurul MaghfirahNursilawati NursilawatiFitri Nur RahmadaniLaras Resti Wahyuni
Copyright (c)
2025-10-152025-10-1510364365010.30653/jppm.v10i3.1339Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengelolahan Bunga Telang menjadi Produk Fungsional di Desa Ulak Kerbau Baru Tanjung Raja
https://jurnal.unmabanten.ac.id/index.php/jppm/article/view/1373
Bunga telang memiliki kandungan antosianin yang bermanfaat bagi kesehatan dan dapat dikembangkan sebagai produk fungsional yaitu produk telang jeniper, susu bunga telang dan puding bunga telang. Tujuan pengabdian masyarakat yaitu meningkatkan wawasan dan keterampilan dalam pengelolahan bunga telang sebagai produk fungsional yaitu produk telang jeniper, susu bunga telang dan puding bunga telang. Mitra dalam kegiatan ini adalah masyarakat desa Ulak Kerbau Baru yang diikuti oleh 20 orang. Kegiatan yang dilakukan meliputi pemberdayaan, penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat dan pemberian materi kepada mahasiswa manfaat bunga telang serta peningkatan keterampilan terkait dengan pengelolahan bunga telang sebagai produk fungsional. Evaluasi dari kegiatan pengabdian yang dilakukan adalah melihat peningkatan nilai pretest dan postest dan peningkatan keterampilan dalam pengelolahan bunga telang menjadi produk fungsional yang dapat bermanfaat bagi kesehatan. Berdasarkan nilai pretest (71,75) dan nilai postest (81) terjadi peningkatan yang berarti pengabdian masyarakat yang dilakukan ini dapat menambah wawasan dan keterapilan masyarakat desa Ulak Kerbau Baru. Butterfly pea flowers contain anthocyanins which are beneficial for health and can be developed as functional products, namely butterfly pea products, butterfly pea milk, and butterfly pea flower pudding. Community service aims to improve community insight and skills in processing butterfly pea flowers as functional products, namely butterfly pea products, butterfly pea milk, and butterfly pea flower pudding. The partners in this activity are the Ulak Kerbau Baru village community, which 20 people attend. The activities include empowerment, counseling, training the community, and providing materials to students on the benefits of butterfly pea flowers and improving skills related to processing butterfly pea flowers as functional products. Evaluation of the community service activities is to see the increase in pretest and post-test scores and the increase in skills in processing butterfly pea flowers into functional products that can benefit health. Based on the pretest value (71.75) and post-test value (81), there was a significant increase in the community service carried out, which can increase the insight and skills of the Ulak Kerbau Baru village community.Hasanudin HasanudinVitri AgustiariniMuhammad HendriMuhammad Said
Copyright (c)
2025-10-152025-10-1510365165710.30653/jppm.v10i3.1373Pelatihan Keterampilan Dasar Menggambar dalam Mewujudkan Guru Berkompeten dalam Mata Pelajaran SBdP di Sekolah Dasar
https://jurnal.unmabanten.ac.id/index.php/jppm/article/view/1341
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) di sekolah dasar memiliki peranan penting dalam mengembangkan kreativitas siswa, terutama melalui keterampilan menggambar. Namun, banyak guru yang menghadapi kesulitan dalam mengajarkan keterampilan ini, terutama karena kurangnya pelatihan dan latar belakang pendidikan di bidang seni rupa. Program pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menggambar guru di SDN 2 Undaan Lor, Kudus, sebagai upaya mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini meliputi sosialisasi, pelatihan, penerapan praktik menggambar, pendampingan, dan evaluasi keberlanjutan. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa pelatihan yang diberikan berhasil meningkatkan keterampilan menggambar guru, baik dalam teknik dasar maupun dalam penerapannya di kelas. Sebagian besar guru merasa lebih percaya diri dan kompeten dalam mengajarkan keterampilan menggambar setelah mengikuti pelatihan ini. Evaluasi keberlanjutan menunjukkan bahwa media pembelajaran berbasis gambar juga memberikan dampak positif bagi siswa dengan berbagai gaya belajar. Dengan demikian, program ini tidak hanya meningkatkan keterampilan guru, tetapi juga mendukung tercapainya tujuan kurikulum yang berbasis pada kreativitas dan keterampilan orisinal siswa. Cultural Arts and Crafts (SBdP) subjects in elementary schools have an important role in developing students' creativity, especially through drawing skills. However, many teachers face difficulties in teaching this skill, mainly due to lack of training and educational background in fine arts. This service program aims to improve teachers' drawing skills at SDN 2 Undaan Lor, Kudus, as an effort to support the implementation of Merdeka Curriculum. The methods used in this service include socialization, training, application of drawing practices, mentoring, and sustainability evaluation. The results of the service show that the training provided has succeeded in improving teachers' drawing skills, both in basic techniques and in their application in the classroom. Most teachers feel more confident and competent in teaching drawing skills after attending this training. The sustainability evaluation showed that the drawing-based learning media also had a positive impact on students with various learning styles. Thus, this program not only improves teachers' skills, but also supports the achievement of curriculum objectives based on students' creativity and original skills.Fivin Bagus Septiya PambudiEvanita EvanitaAan WidiyonoBellachintya Reira ChristataJoko MinardiLola Aulia PutriMuhammad Agus Ridlwan
Copyright (c)
2025-11-012025-11-0110365866610.30653/jppm.v10i3.1341Pengabdian kepada Masyarakat melalui Penerapan Akuntansi Hijau dalam Pengelolaan Limbah untuk Keberlanjutan Pangan di Desa Sodong, Kabupaten Pandeglang
https://jurnal.unmabanten.ac.id/index.php/jppm/article/view/1498
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat - Pemberdayaan Masyarakat oleh Mahasiswa memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan praktik pengelolaan limbah melalui penerapan akuntansi hijau guna mendukung keberlanjutan pangan di Desa Sodong, Kabupaten Pandeglang. Program dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu sosialisasi pentingnya konsep pangan berkelanjutan, pelatihan pengolahan limbah pangan, serta serah terima aset teknologi pengolahan limbah. Aset yang diberikan meliputi mesin cetak paving blok berbahan limbah plastik, mesin pencacah sampah yang telah dimodifikasi, serta teknologi bioenzim sebagai alternatif pengolahan organik. Evaluasi kegiatan menunjukkan bahwa masyarakat merespons dengan sangat positif. Respon kepuasan dan antusiasme dari masyarakat menunjukkan kepuasan terhadap program yang telah dilaksanakan. Bantuan berupa teknologi dan inovasi diberikan kepada masyarakat untuk dapat dimanfaatkan secara optimal. Hasil ini menegaskan bahwa penerapan akuntansi hijau tidak hanya memberikan kerangka pengelolaan limbah yang lebih sistematis, tetapi juga mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga keberlanjutan pangan desa. Dengan demikian, kegiatan ini diharapkan menjadi model pengabdian masyarakat yang berkelanjutan dan dapat direplikasi di desa lain yang memiliki permasalahan serupa. The community service program, Community Service – Community Empowerment by Students, aims to increase awareness and practice of waste management through the application of green accounting to support food sustainability in Sodong Village, Pandeglang Regency. The program is implemented through several stages, namely socialization of the importance of the concept of sustainable food, training in food waste processing, and the handover of waste processing technology assets. The assets provided include a paving block printing machine made from plastic waste, a modified waste shredder, and bioenzyme technology as an alternative to organic processing. The evaluation of the activity shows that the community responded very positively. The response of satisfaction and enthusiasm from the community indicates satisfaction with the program that has been implemented. Assistance in the form of technology and innovation is provided to the community for optimal utilization. These results confirm that the application of green accounting not only provides a more systematic waste management framework but also encourages active community participation in maintaining village food sustainability. Thus, this activity is expected to become a model of sustainable community service and can be replicated in other villages with similar problems.Nani SuryaniHendry Noer FadillahTuti Rostianti MaulaniOdi ShopalSiti KholipahEga AnjaniIyar RohimahAhmad BukhoriJuliani JulianiJundullah JundullahAhmad BukhoriDeska Dwi NugrahaSyifa Nurul UtamiRizki Amsyarul Firdaus
Copyright (c)
2025-11-012025-11-0110366767610.30653/jppm.v10i3.1498Assessing the Effectiveness of Oral Health Education: Large Versus Small Groups among Primary School Students in Watesjaya, West Java
https://jurnal.unmabanten.ac.id/index.php/jppm/article/view/1380
Insufficient oral health knowledge contributes to high prevalence of oral disease among primary school students. Large-group lectures are commonly used in community services but may not be the most effective learning method. Studies suggest that small-group settings foster better learning environments. This study examines knowledge changes before and after oral health education (OHE), comparing the effectiveness of large- and small-group settings. Fifty-three students aged 10 to 12 years were divided into two groups: Group A (21 students) received OHE in a large lecture-style setting, while Group B (32 students) received OHE in smaller groups of 4 to 8 students. A pre-test was administered before OHE session, followed by a post-test to assess knowledge improvement. Statistical analysis showed significant pre-test to post-test improvement in both groups (p < 0.001). The gain in test scores for group A (27.62+18.69) was greater than that of group B (17.50+10.47), which was also statistically significant (p=0.028). These findings suggest that OHE effectively improves knowledge, with larger groups showing greater score improvement, potentially due to factors such as group dynamics, the physical environment, or learning aids.Stephani DwiyantiMora OctaviaIsadora GraciaIndriani OktariaCornelia Tyara TantraAlvira SusantoAudie DjiadyBryan Santoso
Copyright (c)
2025-11-012025-11-0110367768310.30653/jppm.v10i3.1380Efektivitas Sistem Pakar dalam Mengurangi Risiko Kecanduan Gadget dan Promosi Gaya Hidup Sehat di Desa Tegal Wangi, Pandeglang
https://jurnal.unmabanten.ac.id/index.php/jppm/article/view/1488
Isu kecanduan gadget telah menjadi perhatian serius di era dgital, terutama di Desa Tegal Wangi, Kabupaten Pandeglang, yang memerlukan langkah-langkah penanganan yang tepat. Pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini dilaksanakan untuk mengatasi masalah tersebut dengan tujuan utama mengurangi risiko kecanduan gadget dan meningkatkan kesadaran tentang gaya hidup sehat. PKM ini mengimplementasikan Sistem Pakar (SIPIKAT) sebagai alat bantu edukasi. Metodologi yang diterapkan meliputi sosialisasi dan asesmen awal melalui diskusi kelompok terfokus (FGD), pelatihan penggunaan SIPIKAT, seminar, serta lokakarya untuk pengembangan konten edukasi digital dan pendampingan orang tua. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam pemahaman masyarakat mengenai penggunaan gadget yang bijak. Selain itu, SIPIKAT terbukti efektif sebagai alat deteksi dini dan edukasi. Singkatnya, PKM ini berhasil menciptakan fondasi lingkungan digital yang lebih sehat dan berkelanjutan di Desa Tegal Wangi. The issue of gadget addiction has become a serious concern in the digital era, especially in Tegal Wangi Village, Pandeglang Regency, requiring appropriate interventions. This community service (PKM) was implemented to address this issue, with the primary goal of reducing the risk of gadget addiction and raising awareness of a healthy lifestyle. This PKM implemented an Expert System (SIPIKAT) as an educational tool. The methodology applied included initial outreach and assessment through focus group discussions (FGDs), training on SIPIKAT usage, seminars, and workshops for developing digital educational content and mentoring parents. The results of the activity showed a significant increase in community understanding regarding wise gadget use. Furthermore, SIPIKAT proved effective as an early detection and educational tool. In short, this PKM successfully created the foundation for a healthier and more sustainable digital environment in Tegal Wangi Village.Susilawati SusilawatiDevi Nurul FikriyaniHarsiti HarsitiIrma YunitaDadi SuhendiRiyan TriyadiTaufik HidayatAbdul RahmanMuhammad IkmalMohammad Ghiyats Sayyid AkbarFemi ApriliyaniNurlela NurlelaNurlinda SariMaria ZulfahIntan Okta NabilaRavi AlidaSiti AlawiyahVia ElmiraSuci Prihatini Noer mala SariDewi AfiniYuni Marsita
Copyright (c)
2025-11-012025-11-0110368469310.30653/jppm.v10i3.1488Pengembangan Aplikasi Berbasis Android “GIZMAPAN” untuk Monitoring dan Edukasi Balita Gizi Buruk di Kecamatan Jiput Kabupaten Pandeglang Tahun 2025
https://jurnal.unmabanten.ac.id/index.php/jppm/article/view/1495
Masalah gizi buruk dan stunting masih menjadi tantangan kesehatan di Indonesia, termasuk di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, keterbatasan akses layanan kesehatan, serta masih digunakannya sistem manual pada Posyandu menjadi kendala dalam deteksi dini status gizi balita. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan kader posyandu dan ibu balita melalui edukasi gizi, pemanfaatan pangan lokal, pengembangan aplikasi berbasis Android untuk monitoring status gizi, serta pelatihan memasak bergizi dan kewirausahaan. Metode pelaksanaan meliputi persiapan, sosialisasi, edukasi, uji coba aplikasi, pelatihan memasak, dan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan signifikan pada pengetahuan kader posyandu (nilai rata-rata pre-test 56,2 meningkat menjadi 86,4 pada post-test), keterampilan pengukuran status gizi sesuai standar WHO, serta kemampuan penggunaan aplikasi Android (85% kader mampu mengoperasikan secara mandiri). Pelatihan memasak berbasis pangan lokal berhasil meningkatkan keterampilan ibu balita dalam mengolah makanan bergizi dan mendorong kader untuk mengembangkan usaha kuliner sehat. Kegiatan ini terbukti efektif dalam meningkatkan kapasitas kader posyandu dan ibu balita, mempercepat deteksi dini gizi buruk, serta membuka peluang pemberdayaan ekonomi berbasis pangan lokal. Malnutrition and stunting remain health challenges in Indonesia, including in Pandeglang District, Banten Province. Low public knowledge about nutrition, limited access to health services, and the continued use of manual systems at Posyandu (integrated health service posts) are obstacles to early detection of toddler nutritional status. This community service activity aimed to empower Posyandu cadres and mothers of toddlers through nutrition education, utilization of local foods, development of an Android-based application for monitoring nutritional status, as well as training in nutritious cooking and entrepreneurship. The implementation methods included preparation, socialization, education, application testing, cooking training, and evaluation. The results of the activity showed a significant increase in the knowledge of Posyandu cadres (the average pre-test score of 56.2 increased to 86.4 in the post-test), skills in measuring nutritional status according to WHO standards, and the ability to use the Android application (85% of cadres were able to operate it independently). The local food-based cooking training successfully improved the skills of mothers of young children in preparing nutritious meals and encouraged cadres to develop healthy culinary businesses. This activity proved effective in increasing the capacity of posyandu cadres and mothers of young children, accelerating the early detection of malnutrition, and opening up opportunities for local food-based economic empowerment.Lambang Satria HimmawanDadan Ahmad HudayaSangiru Kasmo Suweko
Copyright (c)
2025-11-012025-11-0110369470210.30653/jppm.v10i3.1495Pemberdayaan UMKM melalui Inovasi Teknologi Vacuum Evaporasi untuk Peningkatan Kualitas Gula Aren di Provinsi Banten
https://jurnal.unmabanten.ac.id/index.php/jppm/article/view/1494
Industri gula aren di Provinsi Banten memiliki potensi besar, namun masih menghadapi kendala dalam proses produksi yang tradisional, biaya tinggi, dan kualitas produk yang tidak konsisten. Program pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi produksi dan kualitas gula aren cair melalui penerapan teknologi vacuum evaporasi. Metode yang digunakan meliputi pelatihan teknis, pendampingan UMKM, implementasi prototipe alat, promosi digital, serta kolaborasi multi-pihak. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa UMKM mitra mampu menghasilkan produk gula aren cair berkualitas tinggi, lebih higienis, dan sesuai standar pasar. Kesimpulannya, teknologi vacuum evaporasi efektif meningkatkan daya saing produk lokal, mendukung kesehatan masyarakat, dan memperkuat ekonomi daerah. The palm sugar industry in Banten Province has great potential, but it still faces obstacles in traditional production processes, high costs, and inconsistent product quality. This community service program aims to improve production efficiency and the quality of liquid palm sugar through the application of vacuum evaporation technology. The methods used include technical training, assistance for SMEs, prototype tool implementation, digital promotion, and multi-stakeholder collaboration. The results show that partner SMEs are able to produce high-quality, more hygienic liquid palm sugar products that meet market standards. In conclusion, vacuum evaporation technology is effective in increasing the competitiveness of local products, supporting public health, and strengthening the regional economy.Erwin ErwinIis IsmawatiSyarif AbdullahSlamet WiyonoIqbal Maulana
Copyright (c)
2025-11-012025-11-0110370371010.30653/jppm.v10i3.1494Pengabdian Masyarakat melalui Sertifikasi Halal Rumah Potong Hewan Kandang Aqiqah 87 dan Rumah Potong Ayam Putra Cikueues Kabupaten Pandeglang
https://jurnal.unmabanten.ac.id/index.php/jppm/article/view/1496
Kepatuhan terhadap standar halal pada rumah potong hewan (RPH) dan rumah potong unggas (RPU) menjadi faktor penting dalam menjamin kualitas dan kepercayaan konsumen terhadap produk pangan asal hewan. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mendukung proses sertifikasi halal pada RPH Ruminansia Kandang Aqiqah 87 di Kecamatan Cimanuk dan RPU Putra Cikueues di Kecamatan Cisata, Kabupaten Pandeglang. Metode yang digunakan meliputi sosialisasi regulasi halal, pendampingan teknis penerapan standar penyembelihan sesuai syariat Islam, serta audit lapangan oleh Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) LPPOM Provinsi Banten yang berkolaborasi dengan lembaga LP3H Mathlaul Anwar. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa kedua usaha rumah potong tersebut mampu memenuhi persyaratan dasar sertifikasi halal, mulai dari pemisahan fasilitas, penerapan Sistem Jaminan Halal (SJH), hingga kepatuhan terhadap tata cara penyembelihan. Melalui sertifikasi ini, RPH dan RPU diharapkan dapat meningkatkan mutu layanan, kepatuhan terhadap regulasi, serta memberikan jaminan keamanan dan kehalalan produk bagi masyarakat. Pengabdian ini juga menjadi model penerapan sertifikasi halal pada unit pemotongan hewan skala lokal untuk mendukung kemandirian pangan halal di Kabupaten Pandeglang. Compliance with halal standards at slaughterhouses (RPH) and poultry slaughterhouses (RPU) is a crucial factor in ensuring the quality and consumer confidence in animal-derived food products. This community service activity aims to support the halal certification process at the Kandang Aqiqah 87 Ruminant Slaughterhouse in Cimanuk District and the Putra Cikueues Slaughterhouse in Cisata District, Pandeglang Regency. The methods used include dissemination of halal regulations, technical assistance in implementing slaughter standards in accordance with Islamic law, and field audits by the Halal Inspection Institution (LPH) of the Banten Province LPPOM in collaboration with the LP3H Mathlaul Anwar institution. The results of the activity indicate that both slaughterhouse businesses are able to meet the basic requirements for halal certification, starting from the separation of facilities, the implementation of the Halal Assurance System (SJH), and compliance with slaughter procedures. Through this certification, the Slaughterhouse and RPU are expected to improve the quality of service, compliance with regulations, and provide assurance of product safety and halalness to the public. This service also serves as a model for implementing halal certification in local-scale animal slaughterhouses to support halal food independence in Pandeglang Regency.Tuti Rostianti MaulaniHadi SusiloDwi Marwati Juli SAhmad F irdausDania Rahmawati
Copyright (c)
2025-11-012025-11-0110371171810.30653/jppm.v10i3.1496Pengolahan Sampah Plastik menjadi Paving Block di Area Rehabilitasi Mangrove Menggunakan Kompor Bertekanan dengan Bahan Bakar Oli Bekas
https://jurnal.unmabanten.ac.id/index.php/jppm/article/view/1513
Tingginya aktifitas pada wilayah pesisir Selat Sunda mendorong peningkatan sampah khususnya sampah plastik yang membutuhkan waktu lama untuk terurai. Permasalahan sampah plastik ini juga turut menggangu kegiatan rehabilitasi mangrove di Desa Panimbang Jaya sehingga diperlukan sebuah langkah pengolahan sampah plastik salah satunya yaitu menjadi paving block. Tujuan dari kegiatan ini yaitu 1) Melakukan pelatihan dan penyuluhan terkait dengan pengelolaan sampah plastik menjadi paving block, 2) Melakukan transfer teknologi pembuatan paving block menggunakan kompor dengan bahan bakar alternatif oli bekas, 3) Penguatan kelompok masyarakat pemerhati mangrove melalui sumber ekonomi alternatif. Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini menggunakan metode partisipatif dan kolaboratif dengan tahap kegiatan dimulai dari persiapan, pelaksanaan pelatihan serta evaluasi berupa produksi paving block secara mandiri. Masyarakat sasaran kegiatan ini yaitu kelompok masyarakat pemerhati mangrove di Desa Panimbang Jaya (KOMPAKSI). Hasil yang diperoleh dalam kegiatan ini yaitu pelaksanaan pelatihan penggunaan alat pengolahan sampah plastik secara partisipatif oleh masyarakat sasaran. Masyarakat sasaran memberikan respon positif dalam setiap kegiatan untuk meningkatkan manfaat dari kegiatan yang dilaksanakan. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini yaitu proses transfer teknologi alat pengolahan sampah plastik menjadi paving block berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan kapasitas masyarakat dan sumber ekonomi alternatif. The high activity in the coastal area of the Sunda Strait has led to an increase in waste, especially plastic waste, which takes a long time to decompose. This plastic waste problem also disrupts mangrove rehabilitation activities in Panimbang Jaya Village, so a step is needed to process plastic waste, one of which is into paving blocks. The objectives of this activity are 1) Conducting training and counseling related to the management of plastic waste into paving blocks, 2) Transferring technology for making paving blocks using stoves with alternative fuel used oil, 3) Strengthening community groups concerned with mangroves through alternative economic sources. The implementation of this community service activity uses participatory and collaborative methods with activity stages starting from preparation, implementation of training and evaluation in the form of independent paving block production. The target community for this activity is the community group concerned with mangroves in Panimbang Jaya Village (KOMPAKSI). The results obtained in this activity are the implementation of training on the use of plastic waste processing tools in a participatory manner by the target community. The target community gave a positive response in each activity to increase the benefits of the activities carried out. The conclusion of this community service activity is that the process of transferring technology for processing plastic waste into paving blocks went well so that it could increase community capacity and alternative economic sources.Adi SusantoHery Sutrawan NurdinHendrawan SyafrieErik MunandarDedeh KomariyahEdo Ahmad SolahudinToupik AlansarBakti Sulistyono
Copyright (c)
2025-11-012025-11-0110371972810.30653/jppm.v10i3.1513