Penyuluhan Program Dulur Penting (Donatur Telur Peduli Stunting) di Desa Muruy, Menes, Pandeglang
Abstract
Lahirnya Perpres Nomor 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting oleh Presiden Joko Widodo, memberikan harapan baru akan strategi dan arah kebijakan dalam mengakselerasi penurunan angka prevalensi stunting di Indonesia, melalui lima pilar strategi nasional serta lima sasaran prioritas. Penanganan stunting menjadi lebih komprehensif yang dilaksanakan dari hulu hingga hilir. Tidak hanya berfokus pada upaya kuratif pada balita stunting, penanganan juga dilakukan secara terpadu yang dimulai dari sasaran keluarga sebagai bentuk upaya preventif, promotif dan rehabilitatif. BKKBN diberikan amanat langsung oleh Presiden untuk mengawal penurunan stunting dengan ditunjuk sebagai ketua pelaksana. BKKBN Perwakilan Banten membuat gagasan inovasi dalam bentuk Program “Dulur Penting”. Istilah “Dulur Penting” diambil dari akronim Donatur Telur Peduli Stunting. “Dulur Penting” pada dasarnya mengembangkan sistem rantai pasok, dengan melibatkan berbagai pihak sebagai donatur, penampung dan penyalur telur. Kegiatan pengabdian menggunakan metode Ceramah Sosialisasi dan kegiatan participatory memberikan bantuan telur ke kelompok sasaran. Program Studi Ilmu Pemerintahan, Untirta dan BKKBN Perwakilan Banten bekerjasama dalam mengimplementasikan “Dulur Penting” ini. Materi pentingnya Pemberian gizi seimbang untuk Balita menjadi penting bagi pengetahuan para orangtua di Desa Muruy Pandeglang. Telah tersampaikan 500 butir telur atau 50 paket telur kepada 50 penderita stunting dan keluarga beresiko stunting di lima titik posyandu di desa Muruy.
The rise of Perpres Number 72/2021 concerning the Acceleration of Stunting Reduction by President Joko Widodo provides new hope for strategies and policy directions in accelerating the reduction in stunting prevalence in Indonesia, through five pillars of the national strategy and five priority targets. Stunting handling has become more comprehensive. Not only focusing on curative efforts for stunting toddlers but the handling is also carried out in an integrated manner starting from family targets as a form of preventive, promotive, and rehabilitative efforts. The President gave BKKBN a direct mandate to oversee the reduction of stunting by being appointed chief executive. BKKBN Banten Representative made an innovative idea through the "Dulur Penting" Program. "Dulur Penting" is taken from the acronym Donatur Telur Peduli Stunting. "Dulur Penting" develops a supply chain system involving various parties as donors, reservoirs, and distributors of eggs. Service activities using the Socialization method and participatory activities provide egg assistance to the target group. The government Science Study Program, Untirta, and BKKBN Banten Representative collaborated in implementing this "Dulur Penting." Providing balanced nutrition for toddlers is important for parents' knowledge in Muruy Village. 500 eggs have been delivered to 50 stunted sufferers and families at risk of stunting at five Posyandu points in Muruy village.
References
Bhutta, Z. A., Das, J. K., Rizvi, A., Gaffey, M. F., Walker, N., Horton, S., Webb, P., Lartey, A., & Black, R. E. (2013). Evidence-based interventions for improvement of maternal and child nutrition: what can be done and at what cost? The Lancet, 382(9890), 452–477. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(13)60996-4
Black, R. E., Victora, C. G., Walker, S. P., Bhutta, Z. A., Christian, P., de Onis, M., Ezzati, M., Grantham-McGregor, S., Katz, J., Martorell, R., & Uauy, R. (2013). Maternal and child undernutrition and overweight in low-income and middle-income countries. The Lancet, 382(9890), 427–451. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(13)60937-X
Chapnick, M., Diaz, J., Boshara, A., Powers, J., Gibson, D., Gallegos-Riofrío, C. A., Stewart, C., Lutter, C., Waters, W., & Iannotti, L. (2021). Eggs Introduced Early in Complementary Feeding and Egg Specific IgE Antibodies: A Randomized Controlled Trial in Ecuador. Current Developments in Nutrition, 5, 730. https://doi.org/10.1093/cdn/nzab046_027
databoks.katadata.co.id. (2023). Kabupaten Pandeglang Miliki Prevalensi Balita Stunting Tertinggi di Banten pada 2022. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/02/02/kabupaten-pandeglang-miliki-prevalensi-balita-stunting-tertinggi-di-banten-pada-2022#:~:text=Kabupaten Pandeglang merupakan wilayah dengan,yang sebesar 37%2C8%25.
dataindonesia.id. (2022). Harga Makin Mahal, Berapa Konsumsi Telur Masyarakat Indonesia? https://dataindonesia.id/agribisnis-kehutanan/detail/harga-makin-mahal-berapa-konsumsi-telur-masyarakat-indonesia
Gray, J., & Gibson, S. (2014). Egg consumption in pregnancy and infant diets: How advice is changing. Journal of Health Visiting, 2(4), 198–206. https://doi.org/10.12968/johv.2014.2.4.198
Iannotti, L. L., Lutter, C. K., Stewart, C. P., Gallegos Riofrío, C. A., Malo, C., Reinhart, G., Palacios, A., Karp, C., Chapnick, M., Cox, K., & Waters, W. F. (2017). Eggs in Early Complementary Feeding and Child Growth: A Randomized Controlled Trial. Pediatrics, 140(1). https://doi.org/10.1542/peds.2016-3459
Ipan, I., Purnamasari, H., & Priyanti, E. (2021). Collaborative Governance dalam Penanganan Stunting. Kinerja, 18(3), 383–391. https://doi.org/https://doi.org/10.30872/jkin.v18i3.9665
Kemendesa PDT dan Transmigrasi. (2022). Koordinasi dan Harmonisasi Perencanaan Tingkat Kabupaten dan Tingkat Desa melalui Rembug Stunting. https://sibesti.situbondokab.go.id/paparan/file/2
Lailiyah, K. (2023). Peran Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dalam Percepatan Penurunan Stunting Perspektif Perpres Nomor 72 Tahun 2021. Mendapo: Journal of Administrative Law, 4(1), 16–33. https://doi.org/10.22437/mendapo.v4i1.23534
Lawaceng, C., & Rahayu, A. Y. S. (2020). Tantangan Pencegahan Stunting Pada Era Adaptasi Baru “New Normal” Melalui Pemberdayaan Masyarakat Di Kabupaten Pandeglang (the Challenges of Preventing Stunting in Indonesia in the New Normal Era Through Community Engagement). Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, 9(3), 136–146. https://doi.org/https://doi.org/10.22146/jkki.57781
Maehara, M., Rah, J. H., Roshita, A., Suryantan, J., Rachmadewi, A., & Izwardy, D. (2019). Patterns and risk factors of double burden of malnutrition among adolescent girls and boys in Indonesia. PLOS ONE, 14(8), e0221273. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0221273
Makripuddin, L., Roswandi, D. A., & Febiola Tazrina Tazir. (2021). Kebijakan dan Strategi Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia. BKKBN.
Mi, B., Liu, H., Wang, Y., Small, H., Surguy‐Bowers, A., Rideout, T. C., Cameron, C. E., Lehman, H. K., Starke, K., & Wen, X. (2022). Infant age at egg introduction and malnutrition‐related child growth in the United States. Maternal & Child Nutrition, 18(4), 1–12. https://doi.org/10.1111/mcn.13390
Mulyaningsih, T., Mohanty, I., Widyaningsih, V., Gebremedhin, T. A., Miranti, R., & Wiyono, V. H. (2021). Beyond personal factors: Multilevel determinants of childhood stunting in Indonesia. PLOS ONE, 16(11), e0260265. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0260265
Prendergast, A. J., & Humphrey, J. H. (2014). The stunting syndrome in developing countries. Paediatrics and International Child Health, 34(4), 250–265. https://doi.org/10.1179/2046905514Y.0000000158
Rahmadani, S., & Lubis, S. (2023). Evaluasi peran pemerintah dalam menentukan angka stunting berdasarkan perpres 72 tahun 2021. Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia, 9(1), 188. https://doi.org/10.29210/1202322804
Shakeela, K. (2022). Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dan Pola Mpasi dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 12-24 Bulan Di Pandeglang, Banten. Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(11), 992–1007. https://doi.org/https://doi.org/10.59141/cerdika.v2i11.474
Surjaningrum, E. R., Putri;, E. U., Fardana, N. A., Suwanti, L. T., Salim, L. A., Yunitasari, E., Yudanagara, B. B. H., & Dewabrata, L. M. (2022). Peta Potensi Pengentasan Stunting di Kota Surabaya. Media Gizi Indonesia, 17(1SP), 97–103. https://doi.org/10.20473/mgi.v17i1SP.97-103