Pemetaan Partisipatif Kampung Marjinal di Kota Bandar Lampung, Indonesia (Studi Kasus: Kampung Pesisir Sinar Laut)
Participatory Mapping of Marginal Village in Bandar Lampung City, Indonesia (Case Study: Sinar Laut Coastal Village)
Abstract
Terletak di pesisir kota Bandar Lampung menjadikan Kampung Sinar Laut sebagai kampung marjinal yang pembangunannya secara khusus kurang diperhatikan oleh Pemerintah Kota karena merupakan permukiman informal dimana rumah warganya berdiri ditepi laut bahkan sebagian besar diatas permukaan air laut. Keberadaan dan pertumbuhan permukiman informal di Kampung Sinar Laut disertai dengan munculnya berbagai permasalahan lingkungan dan sosial yang belum teridentifikasi termasuk potensi wilayah yang mungkin belum tergali, menjadi latar belakang kegiatan pemetaan partisipatif ini dilakukan. Dengan adanya identifikasi dan pemetaan permasalahan atau potensi wilayah dalam bentuk peta kampung partisipatif, dapat dijadikan dasar untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan dan sosial kampung marjinal, termasuk dijadikan acuan dalam penataan kampung, perencanaan dan perancangan pembangunan kampung kota. Menggunakan metode partisipatif melibatkan warga masyarakat setempat dalam pembuatan peta, penggambaran dan informasi kampung menjadi data riil yang valid. Dalam pelaksanaannya masyarakat Kampung Sinar Laut berhasil memetakan sendiri permasalahan dan potensi yang ada di lingkungannya secara aktif dan bersama-sama kemudian menghasilkan luaran berupa peta fisik Kampung Sinar Laut, mengenai titik lokasi elemen fisik lingkungan dan permasalahannya, data dan jumlah warga, bencana tahunan, keadaan sosial-ekonomi-budaya, serta potensi wilayah yang dapat dikembangkan. Dengan harapan bahwa hasil pemetaan partsipatif dapat dimanfaatkan oleh warga, pemerintah desa dan kota, akademisi, mitra dan pihak lainnya.
Located on the coast of the city of Bandar Lampung, Kampung Sinar Laut is a marginal village whose development has received little attention from the City Government because it is an informal settlement where the residents' houses stand on the edge of the sea and most of them are above sea level. The existence and growth of informal settlements in Sinar Laut Village is accompanied by the emergence of various environmental and social problems that have not been identified, including potential areas that may not have been explored, which is the background for this participatory mapping activity. By identifying and mapping problems or potential areas in the form of participatory village maps, it can be used as a basis for resolving environmental and social problems in marginal villages, including being used as a reference in village upgrading, planning and designing urban village development. Using participatory methods involves local residents in making maps, depictions, and village information into valid real data. In its implementation, the people of Kampung Sinar Laut succeeded in mapping the problems and potential in their environment actively and together, then produced an output in the form of a physical map of Kampung Sinar Laut, regarding the location of the physical elements of the environment and their problems, data and number of residents, annual disasters, conditions. socio-economic-cultural, as well as regional potential that can be developed. With the hope that the results of participatory mapping can be utilized by residents, village and city governments, academics, partners, and other parties.
References
Arroyo, I. (2013). Organized self-help housing as an enabling shelter & development strategy. Lessons from current practice, institutional approaches and projects in developing countries. Swedia: Lund University.
Eriyanto. (2009). Analisis Wacana, Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara.
Fama, A. (2016). Komunitas masyarakat pesisir di tambak lorok, semarang. Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan, 11(2), 65–75.
Fitrianto, A. (2010). Learning from Aceh. In Beyond Shelter: Architecture and Human Dignitiy. New York: Metropolis Books.
Kusumawijaya, M. (2023). Kota-kota Indonesia: Pengantar untuk Orang Banyak. Depok: Komunitas Bambu.
Lassa, J., Pristiyanto, D., Paripurno, E. T., Magatani, A., & Parlan, H. (2009). Kiat tepat mengurangi risiko bencana: pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas (PRBBK). Jakarta: Grasindo.
Lestari, A. D. E., & Tamariska, S. R. (2019). Study of Bugis Architecture on Sumatera Coast Based on Community Social Life in Cungkeng Billage, Bandar Lampung. The International Conference on Climate Change and Local Wisdom, 132–139.
Lestari, A. D. E., Tamariska, S. R., Septania, E. N., & Khidmat, R. P. (2020). Alteration of Bugis Traditional Architecture in Coastal Area in Cungkeng Village, Bandar Lampung. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 537(1), 0–8. https://doi.org/10.1088/1755-1315/537/1/012018
Mintardjo, F. I., Firdaus, R. J., & Winasih, S. S. Y. (2021). Pengembangan Permukiman Pesisir Sukolilo Menggunakan Konsep Arsitektur Kontekstual (Studi Kasus: Kampung Nelayan Sukolilo Baru, Surabaya). Jurnal Arsitektur, 11(1), 17–24.
Mussadun, M., Kurniawati, W., & Nugraha, M. F. (2019). Adaptasi Masyarakat Pesisir Gang Banjar Kampung Melayu Semarang Terhadap Banjir Rob. Jurnal Pengembangan Kota, 7(2), 111–119.
Muttaqin, A. (2014). Pola keberagamaan masyarakat marginal. Komunika: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 8(2), 129–156.
Nurzukhrufa, A., Lestari, A. D. E., Widya, A. T., Tamariska, R., & Adnan, M. (2023). Pelatihan dan Pembekalan Fasilitator Pemetaan Partisipatif Kampung Cungkeng dan Sinar Laut, Kota Bandar Lampung. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 8(1), 187–195. https://doi.org/10.30653/jppm.v8i1.301
Sinaga, M. (2017). Pengorganisasian Rakyat dan Hal-Hal yang Belum Selesai: Belajar Bersama Arkom Jogja (Edisi Pert). Yogyakarta: INSISTPress.
The Bank World. (2018). Laporan Triwulanan Perekonomian Indonesia: Urbanisasi untuk Semua. In Public Disclosure Authorized. World Bank.
Widya, A. T., Lestari, A. D. E., Nurzukhrufa, A., Zahra, L., Ujung, V. A., Setyorini, Y. H., & Damanik, N. H. C. (2024). Identifikasi Isu Kampung Kota dengan Pendekatan Participatory Mapping di Kampung Cungkeng, Bandar Lampung. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 9(2), 556–566. https://doi.org/10.30653/jppm.v9i2.713
Widya, A. T., Lubis, R. A., Kusuma, H. E., & Kusyala, D. (2019). Faktor kepuasan bermukim yang mempengaruhi liveability di Kecamatan Medan Belawan, Kota Medan. Jurnal Permukiman, 14(1), 23–34.